ghibah, bahaya ghibah
ghibah, bahaya ghibah

Selamatkan Diri Dari Ghibah

Posted on

Puasa Ramadhan merupakan momen baik untuk melatih kontrol lisan kita. Memang, jika dilihat sekilas, lisan adalah salah satu karunia terbesar yang Allah amanatkan. Bertasbih, bertahmid, bershalawat, menyampaikan kebenaran dan kebaikan merupakan wujud syukur yang harusnya senantiasa mengantarkan kita kepada keridhaan Allah Swt. Namun, terkadang tak sedikit aktivitas kufur yang malah membuat kita terjerumus dalam kerugian besar. Misalnya saja ghibah.

إن العبد ليتكلم بالكلمة من رضوان الله , لا يلقي لها بالا , يرفعه الله بها درجات , و إن العبد ليتكلم بالكلمة من سخط الله , لا يلقي لها بالا يهوي بها في جهنم

“Sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan keridhoan Allah, namun dia menganggapnya ringan, karena sebab perkataan tersebut Allah meninggikan derajatnya. Dan sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, dan karena sebab perkataan tersebut dia dilemparkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hal semacam ini muncul perintah untuk menjaga lisan. Dan inilah yang menjadi bukti kepedulian syariat terhadap kehidupan sosial kita. Tujuannya tak lain agar sebagai manusia berakal, mampu mengendalikan lisan kita. Terlebih untuk tidak saling menggunjing satu sama lain.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka itu adalah dosa. Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujurat : 12)

Membahas soal ghiba, Rasulallah Saw. telah menjelaskan bagaimana kriteria ghibah sebagaimana hadits berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ : ذِكْرُكَ أَخَأكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ اَفَرَاَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنَّ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُولُ فَقَدِاغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ فَقَدْ بَهَتَهُ

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. pernah bertanya kepada para sahabat, “Tahukah kalian apa itu ghibah ?” Para sahabat menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui.” Beliau berkata, “Ghibah ialah engkau menceritakan hal-hal tentang saudaramu yang tidak dia suka.” Ada yang menyahut, “Bagaimana apabila yang saya bicarakan itu benar-benar ada padanya?” Beliau menjawab, “Bila demikian itu berarti kamu telah melakukan ghibah terhadapnya, sedangkan bila apa yang kamu katakan itu tidak ada padanya, berarti kamu telah berdusta atas dirinya” (HR. Muslim(2589)).

Dalam kitab Bidayatul Hidayah, Imam Ghazali Ra menambahkan bahwa ghibah tidak hanya dengan perkataan terang saja, bahkan meski dengan isyarat sekalipun tetap dianggap sebagai ghibah jika memberi kefahaman kepada hal yang dimaksudkan. Sebagai pemisalan misalnya saja ada seseorang yang mengatakan: Semoga saja Allah membalas kebaikan orang yang telah berbuat buruk kepadaku, sedangkan semua orang mengerti bahwa tak ada orang lain yang menyakitinya kecuali fulan.

Maka tak ada solusi untuk menyelamatkan diri dari ghibah kecuali dengan memperbanyak muhasabah. Melihat kepada diri kita masing-masing, seberapa bersih diri kita? Mengingat tak seorangpun yang selamat dari aib dan kesalahan. Harapannya tentu, semoga dengan menutupi aib saudara kita, Allah Swt berkenan menutupi aib kita kelak di hari penyaksian.

 

Sumber: bidayatul hidayah karya Imam Ghazali dengan berbagai sumber terkait.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *